Senin, 29 Juni 2015

MVP Bulan Mei

Hi Fodimers... Pasti kalian sudah tidak asing lagi kan dengan Yearbook? Yup, Yearbook adalah buku tahunan yang berisi data dari masing-masing anggota Fodim dan dibuat sebagai data Sipos. Selain itu, Yearbook merupakan program kerja yang dibawahi oleh Divisi  Kesejahteraan Anggota (KA). Kelancaran proses atau pengerjaan yang sudah dilakukan sekarang ini, pastinya tidak lepas dari peran panitia yang hebat yang telah bekerja keras untuk mengatur dan mempersiapkannya. Oleh karena itu, dari semua panitia Yearbook yang ada ternyata hanya akan ada satu panitia yang terpilih sebagai MVP. So Fodimers, siapakah dia? Berdasarkan hasil penilaian dari dari Divisi KA, yang terpilih menjadi MVP bulan Mei yaitu Luissela dari SIPOS XXIII, dia dianggap sudah bekerja dan mempersiapkan sesi foto Yearbook dengan baik. Congratulations Luisella! Berikut ini hasil wawancara yang telah Divisi Jurnalistik lakukan bersama MVP kita. Let's check it out!

Luissela-Sipos XXIII

Bagaimana perasaannya saat tahu kamu terpilih menjadi MVP?
Kaget sih ga nyangka bakal jadi MVP. Awalnya bingung, “Kok bisa jadi mvp gara-gara apa? “ Ternyata gara-gara panitia Yearbook. Ga nyangka juga sih Yearbook bakal masuk MVP soalnya kan bukan kepanitiaan yang kaya acara-acara lain gitu, ini sukarela aja ingin buat Yearbook.

Apa sih motivasi kamu menjadi ketua Yearbook?
Motivasinya yaitu karena ketua Yearbook ga seberat ketua acara-acara lainnya dan udah mikirin konsep-konsepnya buat Yearbook gimana waktu dikasih tau buat bikin buka tahunan Sipos.hehe

Terus apa sih hal-hal yang sudah dilakukan sebagai ketua Yearbook?
Pertama bagi-bagi jobdesk panitianya apa saja, lalu mikirin konsep, tempat foto, membagi jadwal foto, mencari designer layout Yearbook dan percetakannya.

Hambatan apa saja yang muncul selama proses pengerjaan Yearbook tsb?
Waktu awal nentuin tempat, bingung banget mau pilih cafe-cafe yang bagus tetapi ternyata bayar dan bingung ngurus transportnya. Selain itu juga pas hari jadwal foto banyak yang kelas, waktu pengumpulan data juga banyak yang susah dihubungi. Terus, sekarang-sekarang harga desain sama cetak buku naik jadi harus diakalin lagi supaya bisa berjalan dengan lancar proses pengerjaannya.

Lalu bagaimana cara mengatasi masalah atau hambatan tersebut Sel?
Ngobrolin bersama panitia yearbook yang lainnya. Soalnya, panitia-panitia Yearbooknya juga asik banget diajak kerjasama. Jadi bisa ada ide atau masukan yang ngebantu. hehe Kita akhirnya pilih cafe-cafe di Plaza Semanggi soalnya mereka cuma bilang harus pesen makan tidak kena charge dan akhirnya sesi fotonya kita bagi-bagi sesuai jam kelasnya.

Apa sih suka dukanya menjadi ketua Yearbook?
Sukanya sih panitianya asik-asik banget, seru buat diajak kerjasama ga ribet dan fleksibel. Terus juga jadi tahu bagaimana ngurus percetakan desain gitu. Hehehe Dukanya sih kaya banyak halangan gitu misalnya ngurus harga, ngurus desain, lalu awalnya takut pada gamau ikut aktif dalam pembuatan Yearbook, dan pas mengumpulkan uangnya ya agak susah gitu.

Hal yang dapat diperoleh atau pelajaran selama menjadi ketua?
Pelajarannya jadi tahu banyak tentang percetakan,  buku, dan desain.

Lalu apa sih konsep dari Yearbooknya sendiri dan harapan untuk Yearbook?
Konsepnya itu vintage, sekarang lagi proses design harapannya semoga bulan Juli sudah bisa jadi dan sudah bisa di bagi Yearbooknya.



Selasa, 02 Juni 2015

Hot News

Novel Baswedan (Penyidik KPK) Ditahan Polisi 


     Novel Baswedan dilaporkan ditangkap karena dua kali tidak memenuhi panggilan penyidik Polri. Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Markas Besar Kepolisian RI resmi menangkap penyidik KPK Novel Baswedan pada 1 Mei 2015 di rumahnya, Jakarta Utara. Kasus ini mencuat setelah Novel menjadi ketua tim yang menangani korupsi simulator SIM di Korlantas Polri pada 2012 lalu. Sepak terjang Novel ini menyeret Irjen Djoko Susilo dan Brigjen Didiek Purnomo. Tak hanya itu, penangkapannya kali ini pun terjadi ketika hubungan antara KPK-Polri menegang akibat penetapan tersangka calon Kapolri Budi Gunawan, yang kemudian diikuti dengan penetapan tersangka dua pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Kasus Novel ini sebenarnya bermula saat ia menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Kota Bengkulu pada 2004, Novel Baswedan diduga terlibat penembakan seorang pencuri sarang burung walet hingga tewas. Kasus itu pun telah diproses oleh kepolisian setempat. Kasus ini semula ditangani Polda Bengkulu namun Bareskrim Mabes Polri mengambil-alih. Penangkapan Novel membuat keluarga, kerabat, dan rekan kerja di KPK kaget dan syok. Novel Baswedan menilai bahwa tindakan terhadap dirinya oleh penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri berlebihan. 
    Namun, Jokowi segera meminta agar Novel Baswedan tidak ditangkap dan Beliau mengatakan telah memerintahkan Kapolri Badrodin Haiti untuk membebaskannya. Beliau juga meminta kepada Kapolri agar proses hukum yang diterapkan kepada Novel transparan dan adil. Novel Baswedan menyatakan terima kasih atas bantuan Presiden Joko Widodo yang meminta Polri melepaskan dirinya dari tahanan. Dukungan tersebut menambah semangat menghadapi kasus hukum yang menimpanya ini. Menurutnya, jika penegak hukum bekerja untuk kepentingan rakyat maka harus didukung penuh. Masyarakat harus melakukan tindakan tersebut tak hanya kepada dirinya tetapi setiap aparat yang berbuat sesuai aturan yang berlaku.