Rabu, 21 Februari 2018

Kongres ILM APTIK 2017

“Cahaya Muda, Bersama untuk Berkarya”

“Mahasiswa zaman sekarang itu harusnya berperan bukan baperan, menjadi generasi produktif bukan konsumtif, serta lebih berpikir bukan menjadi tukang nyinyir” itulah kata-kata pengantar yang disampaikan oleh Christoforus Harjuno Katon, mahasiswa Sastra Bahasa Inggris, Universitas Sanata Dharma yang merupakan salah satu peserta
Ikatan Lembaga Mahasiswa Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (ILM APTIK) 2017.

Seperti yang sering kita dengar bahwa segala sesuatu dalam hidup ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan, melainkan terdapat maksud dan tujuan dibaliknya. Hal ini seperti yang dialami oleh kedua fodimers, yaitu Chris Bintang Juliana (Ketua Umum Fodim periode 2017/2018) dan Hanni Wijaya (Kepala Bidang Eksternal Fodim periode 2016/2017). Berbekal dari latar belakang pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (UKM Fodim), menjadikan keduanya dipilih secara langsung untuk menjadi perwakilan dari Unika Atma Jaya Jakarta dalam mengikuti acara Kongres ILM APTIK 2017 batch II. Acara Kongres ILM APTIK 2017 yang bertema ”Cahaya Muda, Bersama untuk Berkarya” ini, diselenggarakan selama empat hari tiga malam yang dimulai sejak 30 November – 03 Desember 2017 di Universitas Katolik Widya Karya, Malang.


Dalam kegiatan tersebut, terdapat para pemimpin-pemimpin muda organisasi tingkat universitas yang berasal dari delapan perguruan tinggi lainnya yang tergabung dalam APTIK, antara lain Unika Darma Cendika Surabaya, Unika Widya Karya Malang, Unika Widya Mandala Surabaya, Unika Widya Mandala Madiun, Unika Sanata Dharma Yogyakarta, Unika Soegijapranata Semarang, STIK Sint Carolus Jakarta, STIKES Katolik St. Vincentius A. Paulo Surabaya. Oleh karena itu, ini merupakan kali kedua kegiatan ini digelar setelah tahun lalu diadakan di Unika Sanata Dharma, Yogyakarta. Awal mula kegiatan ini terbentuk karena adanya satu tujuan yang sama untuk saling bersinergi antara universitas-universitas yang tergabung dalam APTIK. Sehingga, dibuatlah tujuan yang lebih jelas terkait dibentuknya acara ini untuk mensinergikan perguruan-perguruan tinggi katolik di seluruh Indonesia dengan mengangkat isu bersama yang diwujudkan dengan bentuk ketanggapan  mahasiswa/i terhadap isu yang telah didiskusikan tersebut. Bila tahun lalu isu yang diangkat adalah pendidikan, maka ILM APTIK tahun ini mengangkat isu terkait “Lingkungan Hidup”, dan berikut ini adalah gambaran sepanjang kegiatan pelaksanaan Kongres ILM APTIK 2017.


Pada hari pertama, kegiatan tersebut diawali dengan pemaparan materi perihal cahaya muda yang dapat ditunjukkan oleh setiap mahasiswa/i untuk memberikan pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya. Setelah itu, hari  pertama pun berakhir dengan harapan-harapan yang disampaikan oleh Wakil Rektor III Unika Widya Karya Malang terhadap setiap mahasiswa/i yang hadir agar dapat saling membenturkan ide untuk mencapai tujuan bersama pada esok hari saat sidang berlangsung. Hari pertama berlangsung dan berakhir dengan cukup cepat, tetapi hal tersebut tidak seperti yang terjadi pada hari kedua. Dalam agendanya, persidangan di hari kedua terdiri dari dua buah sidang pleno, yaitu sidang pleno pertama yang membahas mengenai penyesuaian antara tata tertib ILM APTIK pada tahun sebelumnya dengan tahun 2017, kemudian dilanjutkan dengan sidang pleno kedua yang membahas terkait evaluasi kinerja dari pelaksanaan program kerja kepengurusan ILM APTIK pada tahun lalu sesuai dengan isu yang telah disepakati bersama.

Selain itu, pada sidang pleno kedua, setiap perwakilan dari masing-masing perguruan tinggi menyampaikan usul isu nasional yang nantinya akan disepakati bersama untuk dibuat dalam sebuah rencana tindak lanjut. Setiap perwakilan mahasiswa/i dari perguruan tinggi yang ada diminta menyampaikan setiap usulan mengenai isu yang sekiranya perlu untuk diangkat, dan pada kesempatan ini perwakilan Unika Atma Jaya mengajukan isu terkait Suistanable Development Goals (SDG’s) pada sidang yang berlangsung. Begitu banyak hal yang dibahas dalam persidangan ini menjadikan suasana persidangan penuh dengan pro-kontra pendapat antar masing-masing individu dari perwakilan tiap universitas hingga akhirnya terpilihlah isu mengenai lingkungan hidup.

Lalu, dalam sidang pleno ketiga yang diselenggarakan pada keesokkan harinya, agenda yang dibahas adalah mengenai program kerja yang akan dilakukan oleh ILM APTIK 2017. Berbagai usul program kerjapun dipaparkan oleh masing-masing peserta, hingga akhirnya terpilihlah salah satu program kerja bersama yang sesuai dengan isu nasional yang telah disepakati, yaitu setiap perguruan tinggi yang masuk dalam ILM APTIK 2017 akan mengadakan fun run dengan pengumpulan dana charity untuk disumbangkan dalam pembiayaan reboisasi dan perawatan hutan-hutan di Indonesia.

Sebelum memasuki pembahasan terkait program kerja tersebut, sidang pleno ketiga membahas terkait kepengurusan ILM APTIK yang baru, yang terdiri dari Koordinator Pusat (Korpus), Koordinator Wilayah (Korwil), Koordinator Isu (Korsu), dan Koordinator Media (Kormed). Sidang pleno tersebut menghasilkan keputusan dengan terpilihnya beberapa perguruan tinggi menjadi koordinator-koordinator ILM APTIK periode 2017-2018, antara lain Unika Darma Cendika sebagai koordinator pusat, Unika Atma Jaya Jakarta sebagai koordinator wilayah barat, Unika Sanata Dharma sebagai kordinator wilayah tengah, Unika Widya Mandala Surabaya sebagai koordinator wilayah timur, Unika Widya Karya Malang sebagai kordinator isu, dan Unika Soegijapranata sebagai kordinator media.


(Penyerahan Laporan Pertanggung jawaban pengurus ILM APTIK 2016 kepada pengurus ILM APTIK 2017)
Namun, berhubung Unika Atma Jaya Jakarta dan STIK Sint Carolus Jakarta baru tergabung dalam ILM APTIK pada tahun ini, maka kedua universitas tersebut diminta untuk mendeklarasikan universitasnya terlebih dahulu sebagai anggota dari ILM APTIK seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.





Akhirnya tibalah di penghujung acara Kongres ILM APTIK 2017 pada Minggu, 3 Desember  2017. Acara Penutupan ILM APTIK 2017 diawali dengan melakukan kegiatan bakti sosial, yaitu membersihkan lingkungan sekitar Candi Badhut dan membuat papan bertuliskan Candi Badhut. Hingga akhirnya, acara Kongres ILM APTIK 2017 ditutup dengan foto bersama dan pembagian sertifikat serta piagam kepada masing-masing universitas peserta ILM APTIK 2017.



Suatu kesempatan yang luar biasa bagi Fodim, karena 2 dari anggota Fodim bisa mewakili Atma Jaya untuk mengikuti acara tersebut. Bahkan juga turut berpartisipasi dalam membenturkan ide dan gagasan untuk merancang kegiatan bersama dalam nama ILM APTIK 2017 yang harapannya akan dapat menyebarkan dampak positif bagi lingkungan sekitar serta seagai wujud ketanggapan dan kepedulian mahasiswa-mahasiswi terhadap permasalahan-permasalahan yang di lingkup sekitarnya.

                               
       (Chris Bintang Juliana – Hanni Wijaya)
“Hidup Mahasiswa!”

Rabu, 14 Februari 2018

Diskusi Gebrakan 2017


Moral and Innovative Leadership for Peace and Development (MILESTONE)

Para pemuda/i Indonesia adalah generasi penerus bangsa yang dalam beberapa tahun kedepan akan berperan untuk memajukan negeri ini. Besar harapan dari pemerintah agar setiap generasi muda ikut berpartisipasi dalam kemajuan negara  Indonesia.  Namun, pemuda/i Indonesia memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi bersama seperti terorisme dan radikalisme. Tingginya angka pengangguran juga merupakan salah satu tantangan yang sedang dihadapi oleh para pemuda/i Indonesia saat ini. Berangkat dari hal tersebut, saat ini banyak kelompok masyarakat digalakkan program-progam maupun kampanye mengenai mahasiswa sebagai Agent of Change.

            Berlandaskan fenomena ini, Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi Ilmiah (UKM Fodim) bekerjasama dengan Global Peace Youth Assambly mengundang  teman-teman Unika Atma Jaya  maupun mahasiswa/i dari luar Unika Atma Jaya untuk mengetahui berbagai tantangan yang sedang dan akan dihadapi para pemuda/i Indonesia ke depannya melalui acara Diskusi Gebrakan yang diselenggarakan pada hari senin 14 Agustus 2017. Acara yang bertemakan Moral and Innovative Leadership for Peace and Development (MILESTONE) ini diselenggarakan di Auditorium Gedung Yustinus lantai 15 dengan dipandu oleh Jhon Saifan dan Febriyanti Rukmana selaku Master of Ceremony. Selain itu, acara ini diawali dengan doa dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Hendri Tama selaku Ketua Panitia Diskusi Gebrakan 2017, Chris Bintang Juliana selaku Ketua Umum Fodim periode 2017-2018, dan Ibu Lisa Esti Puji Hartanti,S.Sos,M.SI. Pada Diskusi Gebrakan ini juga, UKM Fodim mengundang beberapa pembicara yang membahas lebih dalam terkait tema diskusi yang telah diangkat. Para pembicara tersebut terdiri dari Shintia Utami selaku General Manager Global Peace Foundation Indonesia (pembicara sesi pertama), Tokuda Y. Poon (pembicara sesi kedua),  dan dr.Tommy N.T, Sp.An selaku Wakil Rektor III Unika Atma Jaya (pembicara sesi  ketiga).



            Sebelum sesi diskusi pertama dimulai, peserta yang hadir dihibur dengan penampilan dari UKM Paduan Suara Gita Suara Jaya (PSGSJ) yang menyanyikan dua buah lagu.


Usai penampilan yang memukau dari teman-teman UKM PSGSJ, sesi pertama yang membicarakan tentang Sustainable Development Goals (SDG’s), sesi acara ini yang disajikan dalam bentuk seminar dan diskusi kelompok (Focus Group Discussion). Diawali dengan  Nation and Character Building, Shintia Utami selaku pembicara memutarkan video mengenai kondisi Indonesia saat ini yang dilanjutkan dengan pemutaran video terkait tujuan SDG’s dan menjelaskan poin-poin yang terdapat dalam SDG’s. Setelah sesi seminar berakhir para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas poin-poin yang ada dalam SDG’s,dimana dalam setiap kelompoknya terdapat fasilitator dari anggota UKM Fodim. Diskusi ini memberikan kepada setiap tamu undangan untuk saling berinteraksi satu dengan lainnya dan berkesempatan untuk mengeluarkan setiap pemikiran mereka terkait poin-poin yang ada dalam SDG’s memiliki kesempatan yang sama untuk mengungkapkan poin-poin dalam SDG’s. Usai dilakukannya diskusi kelompok,  para fasilitator dipersilahkan untuk maju kedepan dan menceritakan hal-hal apa saja yang telah disampaikan dan dipaparkan oleh teman-teman dalam kelompoknya masing-masing. Dalam diskusi tersebut,




            Selanjutnya, sesi kedua pun dimulai. Pada sesi ini, para peserta mendapatkan penjelasan mengenai permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di dunia yang memiliki dampak besar bagi generasi muda di masa mendatang. Menurut penuturan Ms. Tokuda, saat ini banyak generasi muda yang mudah menyerah tanpa mencoba terlebih dahulu dan mudah sekali pasrah terhada kenyataan yang ada. Sehingga, muncullah pertanyaan besar, yaitu apakah yang harus diubah? Dalam hal ini, kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu mengubah mindset – heart set kita dengan mulai sadar bahwa di sekitar lingkungan kita terdapat banyak sekali permasalahan dan tantangan yang ada. Oleh karena itu, disinilah peran kita sebagai mahasiswa untuk turut andil dalam menyelesaikan dan menghadapi permasalahan tersebut.


            Di sela-sela memasuki sesi ketiga, para peserta kembali dihibur dengan penampilan yang luar biasa dari Kak Cabrina Asteriska (Vocalist of Bara Suara) yang menyanyikan beberapa lagu. Lantunan suara yang indah dan merdu membuat suasana di ruang Yustinus 15 semakin meriah.


            Akhirnya, sesi terakhir pun yang dibawakan oleh dr.Tommy selaku Wakil Rektor III mulai berjalan. Pada sesi tersebut, dr. Tommy membahas terkait pentingnya berorganisasi untuk mengasah softskill yang dimiliki setiap mahasiswa/i. Terlebih lagi, dr.Tommy juga menyampaikan kepada seluruh para peserta terutama bagi mahasiswa/i baru bahwa di Unika Atma Jaya sudah ada banyak wadah yang disediakan untuk mengasah softskill tersebut, salah satunya adalah UKM, termasuk UKM Fodim yang termasuk dalam UKM penalaran. Bahkan bukan hanya itu saja, dengan setiap mahasiswa/i aktif dalam berorganisasi relasi yang dimiliki oleh setiap orang pun akan semakin bertambah.

            Dengan berakhirnya sesi ketiga tersebut, sekaligus menandakan berakhir pula acara Diskusi Gebrakan MILESTONE pada tahun 2017 ini. Peserta maupun seluruh panitia juga diajak untuk berfoto bersama-sama sebelum meninggalkan ruangan acara.

Melalui acara tersebut, seluruh panitia dan peserta pun mendapatkan banyak pembelajaran dan pengalaman baru terutama terkait peran generasi muda untuk menghadapi segala tantangan yang ada dan ikut serta dalam mewujudkan kekritisan, kepekaan, dan keteganggan terhadap segala permasalahan yang terjadi di Indonesia.



                

 “Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat dianldalkan untuk membangun Indonesia, tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain!”

-B.J.Habibie