Kamis, 17 Januari 2019

Fodim's Highlight


DISKUSI GEBRAKAN 2018
“20 Tahun Reformasi -
Dari Kami Yang Muda Menolak Lupa”

“Tepat 20 tahun perjalanan reformasi di Indonesia. Era dimana seluruh masyarakat dari berbagai golongan bersatu untuk menegakkan demokrasi dan keadilan di Indonesia, dimana kita sebagai generasi muda bisa menghidupkan kembali semangat para pemuda yang turut serta dalam upaya menegakkan keadilan pada tahun 1998.”
Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (UKM FODIM) bekerja sama dengan Kesatuan Alumni Mahasiswa Semanggi (KAMSI) ,mengundang teman-teman mahasiswa/i Unika Atma Jaya untuk mengenang perjalanan reformasi di Indonesia . Acara yang mengangkat tema “20 Tahun Reformasi - Dari Kami Yang Muda Menolak Lupa” ini diselenggarakan di gedung Yustinus lantai 15 yang dipandu oleh Verda dan Ida Bagus Nyoman Adi Palguna. Acara ini diawali dengan doa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Monica Reinha Rosari. Setelah itu acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari Yehuda Efraim selaku Ketua Panitia Diskusi Gebrakan 2018 , Veren Nathasya selaku Ketua Umum Fodim periode 2018/2019 dan dr.Tommy selaku Wakil Rektor III.
UKM Fodim mengangkat tema 20 tahun reformasi untuk memperingati 20 tahun reformasi, dimana kampus Atma Jaya Semanggi menjadi saksi bisu kejadian heroik tersebut. 20 tahun reformasi ini mengajak mahasiswa untuk merefleksikan diri melalui diskusi Focus Group Disscusion dan Talkshow.
 Para pembicara tersebut terdiri dari Pak Fery sebagai perwakilan dari KAMSI , Romo Triatmoko sebagai penulis dan mahasiwa yang sedang berkuliah di Amerika pada tahun 1998, Dr. Yohanes Temaluru, M.Psi selaku dosen yang mendampingi mahasiswa Unika Atma Jaya saat kejadian 1998 dan  Ibu Sumarsih yang merupakan orang tua dari Alm.Wawan yang menjadi korban pada tragedi 1998.
Sesi  pertama dimulai dengan Focus Group Disscusion (FGD), para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dimana di setiap kelompoknya terdapat fasilitator dari UKM Fodim dan KAMSI, FGD ini sebagai sesi sharing dan saling  berbagi pendapat tentang tragedi 1998. Setelah berdiskusi para fasilitator kelompok maju kedepan dan menarik benang merah apa saja yang mereka bahas dalam diskusi kelompok.



Setelah sesi pertama dilanjutkan dengan penjelasan  mengenai apa itu reformasi dan reaksi para narasumber saat tragedi terjadi. Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan dalam suatu masyarakat atau negara. Menurut Romo Triatmoko reformasi adalah perang narasi, bagaimana kita bercerita agar kita bisa  mendapatkan identitas diri kita dengan bernarasi kita harus melihat bahwa reformasi adalah revolusi (kelahiran kembali negara kita), lalu muncul pertanyaan “kita sudah merdeka tapi bagaimana kita meneruskan kemerdekaan itu?”, dalam hal ini kita sebagai generasi muda memegang peranan penting untuk terus melanjutkan semangat dan pengorbanan para pejuang reformasi seperti dokumentasi pendek yang diputarkan untuk mengenang Alm.Wawan yang semasa kuliahnya merupakan mahasiswa aktif yang ikut serta dalam tragedi semanggi I, ia juga bergabung dengan Tim Relawan untuk kemanusiaan dan sampai akhir hayatnya pun Alm.Wawan tetap memperjuangkan keadilan untuk kemanusiaan begitu juga dengan Ibu Sumarsih yang terus memperjuangkan keadilan untuk putranya yang menjadi korban pada kejadian 1998 dengan melakukan aksi “kamisan”. Setiap hari Kamis sore, diselenggarakan Aksi Diam di depan Istana Negara Jakarta yang telah dilakukan selama 10 tahun oleh Ibu Sumarsih dan juga orang tua para korban lainnya.
 Ibu Sumarsih juga membahas bahwa kita sebagai generasi muda harus terus mengingat perjuangan para pemuda pada tragedi 1998 karena masih adanya keadilan yang belum diberikan oleh pemerintah bagi keluarga korban tragedi 1998.


Dengan berakhirnya kedua sesi tersebut , berakhirlah acara Diskusi Gebrakan “20 Tahun Reformasi - Dari Kami Yang Muda Menolak Lupa”. Pembicara, panitia, dan seluruh peserta diajak untuk foto bersama sebelum meninggalkan ruangan.
Melalui acara ini, kita semua mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan kisah perjuangan para pemuda di zamannya yang bisa kita jadikan motivasi untuk membangkitkan kembali semangat para pemuda zaman sekarang.Sebagai generasi penerus bangsa, kita semua harus tetap bisa melanjutkan perjuangan yang telah mereka bangun sampai sekarang dan tidak melupakan kejadian tragedi 1998.



“Sejarah dunia adalah sejarah orang muda. Jika angkatan muda mati rasa, matilah sejarah sebuah bangsa.” - Pramoedya Ananta Toer .