DISKUSI
GEBRAKAN 2018
“20 Tahun Reformasi -
Dari Kami Yang Muda Menolak Lupa”
“Tepat 20 tahun perjalanan reformasi di Indonesia. Era
dimana seluruh masyarakat dari berbagai golongan bersatu untuk menegakkan
demokrasi dan keadilan di Indonesia, dimana kita sebagai generasi muda bisa
menghidupkan kembali semangat para pemuda yang turut serta dalam upaya
menegakkan keadilan pada tahun 1998.”
Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa
(UKM FODIM) bekerja sama dengan Kesatuan Alumni Mahasiswa Semanggi (KAMSI)
,mengundang teman-teman mahasiswa/i Unika Atma Jaya untuk mengenang perjalanan
reformasi di Indonesia . Acara yang mengangkat tema “20 Tahun Reformasi - Dari
Kami Yang Muda Menolak Lupa” ini diselenggarakan di gedung Yustinus lantai 15
yang dipandu oleh Verda dan Ida Bagus Nyoman Adi Palguna. Acara ini diawali dengan doa bersama dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Monica Reinha Rosari. Setelah
itu acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari Yehuda Efraim selaku Ketua
Panitia Diskusi Gebrakan 2018 , Veren Nathasya selaku Ketua Umum Fodim periode 2018/2019 dan dr.Tommy selaku Wakil Rektor III.
UKM Fodim mengangkat tema 20 tahun
reformasi untuk memperingati 20 tahun reformasi, dimana kampus Atma
Jaya Semanggi menjadi saksi bisu kejadian heroik tersebut. 20 tahun reformasi
ini mengajak mahasiswa untuk merefleksikan diri melalui diskusi Focus Group
Disscusion dan Talkshow.
Para pembicara tersebut terdiri dari Pak Fery
sebagai
perwakilan
dari KAMSI , Romo Triatmoko sebagai penulis dan mahasiwa yang sedang
berkuliah di Amerika pada tahun 1998, Dr.
Yohanes Temaluru, M.Psi selaku dosen yang mendampingi mahasiswa Unika
Atma Jaya saat kejadian 1998 dan Ibu Sumarsih
yang merupakan orang tua dari Alm.Wawan yang menjadi korban pada tragedi 1998.
Sesi pertama dimulai dengan Focus Group Disscusion (FGD), para peserta dibagi menjadi beberapa
kelompok dimana di setiap kelompoknya terdapat fasilitator dari UKM Fodim dan
KAMSI, FGD ini sebagai sesi sharing dan saling berbagi pendapat tentang tragedi 1998.
Setelah berdiskusi para fasilitator kelompok maju kedepan dan menarik benang
merah apa saja yang mereka bahas dalam diskusi kelompok.
Setelah
sesi pertama dilanjutkan dengan penjelasan
mengenai apa itu reformasi dan reaksi para narasumber saat tragedi
terjadi. Reformasi adalah perubahan
secara drastis untuk perbaikan dalam suatu masyarakat atau negara. Menurut Romo Triatmoko
reformasi adalah perang narasi, bagaimana kita bercerita agar kita bisa mendapatkan identitas diri kita dengan
bernarasi kita harus melihat bahwa reformasi adalah revolusi (kelahiran kembali
negara kita), lalu muncul pertanyaan “kita sudah merdeka tapi bagaimana kita meneruskan
kemerdekaan itu?”, dalam hal ini kita sebagai generasi muda memegang peranan
penting untuk terus melanjutkan semangat dan pengorbanan para pejuang reformasi
seperti dokumentasi pendek yang diputarkan untuk mengenang Alm.Wawan yang
semasa kuliahnya merupakan mahasiswa aktif yang ikut serta dalam tragedi
semanggi I, ia juga bergabung dengan Tim Relawan untuk kemanusiaan dan sampai
akhir hayatnya pun Alm.Wawan tetap memperjuangkan keadilan untuk kemanusiaan begitu juga dengan Ibu
Sumarsih yang terus memperjuangkan keadilan untuk putranya yang menjadi korban
pada kejadian 1998 dengan melakukan aksi “kamisan”. Setiap hari Kamis sore, diselenggarakan Aksi Diam di depan Istana Negara
Jakarta yang telah dilakukan selama 10 tahun oleh Ibu Sumarsih dan juga orang
tua para korban lainnya.
Ibu Sumarsih juga membahas bahwa kita sebagai
generasi muda harus terus mengingat perjuangan para pemuda pada tragedi 1998
karena masih adanya keadilan yang belum diberikan oleh pemerintah bagi keluarga
korban tragedi 1998.
Dengan
berakhirnya kedua sesi tersebut , berakhirlah acara Diskusi Gebrakan “20
Tahun Reformasi - Dari Kami Yang Muda Menolak Lupa”. Pembicara, panitia, dan
seluruh peserta diajak untuk foto bersama sebelum meninggalkan ruangan.
Melalui acara ini, kita semua mendapatkan kesempatan
untuk mendengarkan kisah perjuangan para pemuda di zamannya yang bisa kita
jadikan motivasi untuk membangkitkan kembali semangat para pemuda zaman
sekarang.Sebagai generasi penerus bangsa, kita semua harus tetap bisa
melanjutkan perjuangan yang telah mereka bangun sampai sekarang dan tidak
melupakan kejadian tragedi 1998.
“Sejarah dunia adalah sejarah
orang muda. Jika angkatan muda mati rasa, matilah sejarah sebuah bangsa.” -
Pramoedya Ananta Toer .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar