Selasa, 09 Februari 2016

Review Topic of the Week Jan 2


Divisi PD dan Jurnalistik

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadikan Solusi Atau Bumerangkah?


Kereta cepat Jakarta-Bandung yang resmi dibangun (21/1/16) dan mulai beroperasi pada tahun 2019 mendatang membawa wajah baru bagi transportasi warga Jakarta yang hendak ke Bandung maupun sebaliknya. Pasalnya, kereta berkecepatan 250 km/jam hasil kerjasama antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan China Railway International Co. Ltd. ini, hanya memakan waktu 35 menit saja dengan jarak 142,3 km. Dengan jarak yang cukup jauh dan waktu singkat, pemerintah menetapkan tarif kereta ini sebesar Rp200.000 untuk sekali jalan.

Kereta cepat yang menghubungkan 4 stasiun (Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar) ini, dinilai dapat meningkatkan perekonomian di sektor pariwisata dan sektor lainnya seperti industri manufaktur, logistik, properti. Selain itu, kereta ini juga dinilai dapat mengurangi kemacetan dalam tol yang kerap terjadi. Namun, sejumlah tanggapan negatif dari masyarakat juga mulai berjatuhan sejak diwacanakannya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, salah satunya adalah pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dianggap kurang urgensi. Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dirasa kurang tepat untuk meningkatkan infrastruktur. Pembangunan ini dirasa lebih tepat untuk wilayah Sumatera, Kalimantan, maupun Papua yang infrastrukturnya terbilang masih minim. Selain itu, peningkatan pada sektor pariwisata di Bandung cukup membuat Gubernur Bandung (Ridwan Kamil) khawatir. Sebab, transportasi massal di Bandung yang belum memadai.

Sumber:


Nah, menurut Fodimers apakah kebijakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ini merupakan sebuah solusi atau justru menjadi bumerangkah?

“Saya setuju dengan adanya pembangunan kereta cepat Jakata-Bandung. Pertama, adanya alternatif yang cepat jika ingin menuju Bandung dengan harga yang “worth it”. Namun, banyak orang yang tidak setuju dengan pembangunan proyek ini, karena tidak sesuai dengan situasi dan jondisi pada saat ini. Berbeda dengan saya. Pemerintah sedang menggunakan berbagai cara untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih maju, salah satunya proyek kereta cepat ini. Pemerintah juga pasti sudah memikirkan lebih dalam mengenai pembangunan kereta cepat ini (baik positif maupun negatif). Kalau semua orang berpikiran negatif terhadap upaya untuk memajukan bangsa ini, kapan kita bisa maju?”
-K.L.A.S. (Sipostaru XXIV)-

“Mungkin gw juga butuh untuk ke Jambi dengan harga 200 ribu saja. Dari sini saja kelihatannya kalau kereta cepat ini hanya menguntungkan beberapa pihak saja.”
-N (Sipostaru XXII)-

“Kurang urgensi kalau diadakan ke Jakarta-Bandung. Enak sih kalau ada di Burawang tapi daerah pedalaman lintas pulau itu lebih membutuhkan deh.”
-YKD-

“Semoga dengan adanya kereta cepat, aktivitas yang ada lebih maksimal lagi. Pemerintah dan warga harus bersatu mewujudkan solusi ini.”
-Anonim-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar