Divisi PD dan Jurnalistik
Kereta
Cepat Jakarta-Bandung Jadikan Solusi Atau Bumerangkah?
Kereta
cepat Jakarta-Bandung yang resmi dibangun (21/1/16) dan mulai beroperasi pada
tahun 2019 mendatang membawa wajah baru bagi transportasi warga Jakarta yang
hendak ke Bandung maupun sebaliknya. Pasalnya, kereta berkecepatan 250 km/jam hasil
kerjasama antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan China Railway
International Co. Ltd. ini, hanya memakan waktu 35 menit saja dengan jarak
142,3 km. Dengan jarak yang cukup jauh dan waktu singkat, pemerintah menetapkan
tarif kereta ini sebesar Rp200.000 untuk sekali jalan.
Kereta
cepat yang menghubungkan 4 stasiun (Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar)
ini, dinilai dapat meningkatkan perekonomian di sektor pariwisata dan sektor
lainnya seperti industri manufaktur, logistik, properti. Selain itu, kereta ini
juga dinilai dapat mengurangi kemacetan dalam tol yang kerap terjadi. Namun,
sejumlah tanggapan negatif dari masyarakat juga mulai berjatuhan sejak
diwacanakannya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, salah satunya adalah
pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dianggap kurang urgensi. Pembangunan
kereta cepat Jakarta-Bandung dirasa kurang tepat untuk meningkatkan
infrastruktur. Pembangunan ini dirasa lebih tepat untuk wilayah Sumatera,
Kalimantan, maupun Papua yang infrastrukturnya terbilang masih minim. Selain
itu, peningkatan pada sektor pariwisata di Bandung cukup membuat Gubernur
Bandung (Ridwan Kamil) khawatir. Sebab, transportasi massal di Bandung yang
belum memadai.
Sumber:
Nah,
menurut Fodimers apakah kebijakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ini
merupakan sebuah solusi atau justru menjadi bumerangkah?
“Saya setuju dengan adanya pembangunan kereta cepat
Jakata-Bandung. Pertama, adanya alternatif yang cepat jika ingin menuju Bandung
dengan harga yang “worth it”. Namun, banyak orang yang tidak setuju dengan
pembangunan proyek ini, karena tidak sesuai dengan situasi dan jondisi pada
saat ini. Berbeda dengan saya. Pemerintah sedang menggunakan berbagai cara
untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih maju, salah satunya proyek kereta
cepat ini. Pemerintah juga pasti sudah memikirkan lebih dalam mengenai
pembangunan kereta cepat ini (baik positif maupun negatif). Kalau semua orang
berpikiran negatif terhadap upaya untuk memajukan bangsa ini, kapan kita bisa
maju?”
-K.L.A.S. (Sipostaru XXIV)-
“Mungkin gw juga butuh untuk ke Jambi dengan harga
200 ribu saja. Dari sini saja kelihatannya kalau kereta cepat ini hanya
menguntungkan beberapa pihak saja.”
-N (Sipostaru XXII)-
“Kurang urgensi kalau diadakan ke Jakarta-Bandung.
Enak sih kalau ada di Burawang tapi daerah pedalaman lintas pulau itu lebih membutuhkan
deh.”
-YKD-
“Semoga dengan adanya kereta cepat, aktivitas yang
ada lebih maksimal lagi. Pemerintah dan warga harus bersatu mewujudkan solusi
ini.”
-Anonim-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar