Youth Discussion
“Menyingkap Kacamata
Kuda
Generasi Muda”
Semenjak tahun 1945,
Indonesia telah merdeka dengan memiliki dasar negara atau ideologi negara, yaitu Pancasila. Seperti yang kita ketahui bahwa Pancasila terdiri dari 5 buah
sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Kelima sila ini telah menjadi panutan dan pegangan bagi bangsa
Indonesia dalam berperilaku dan bertindak.
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) sangat
menjunjung tinggi nilai Pancasila dan nasionalisme yang terkandung dalam
visi dan misinya. Bapak Frans Seda, pendiri Unika Atma Jaya, bahkan memiliki
semboyan yang sangat nasionalis, yaitu “Untuk Tuhan dan Tanah Air”. Untuk
mewujudkan visi tersebut, salah satu cara yang Unika Atma Jaya lakukan adalah
dengan menjadikan Kampus Semanggi sebagai Center
for Nation Development dan
program-program yang ada diarahkan supaya memberikan dampak positif
bagi perkembangan bangsa, khususnya generasi muda. Melihat hal tersebut, Rektor
Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko berinisiatif untuk mengadakan
suatu kegiatan yang dapat mengajak mahasiswa/i-nya, menjadi generasi yang
peduli terhadap perkembangan bangsa, dengan mengajak Geppetto Productions, setelah beliau
diwawancarai mereka untuk pembuatan video promosi film Pantja-sila: Cita-Cita
& Realita, sebuah film dokudrama mengenai perumusan Pancasila pada saat
sidang BPUPK, 1 Juni 1945. Dalam wawancara tersebut, beliau mengatakan
bahwa Unika Atma Jaya sebagai kampus yang menjunjung nilai-nilai Pancasila
sangat perlu akan adanya sebuah acara yang bertujuan untuk meningkatkan kembali
semangat Pancasila dalam diri para mahasiswa/i-nya dalam mengembangkan bangsa
secara positif. Berkaca pada keadaan generasi muda saat ini yang kurang aware terhadap Pancasila, maka beliau
mempercayakan Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pembimbingan Karier (BKAK) dan
Biro Marketing, Public Relation,
dan Admission (BMPRA) yang kemudian mengajak UKM
Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (Fodim) dan UKM Studio 51 untuk saling
bekerjasama dengan Gepetto Productions sebagai perwakilan mahasiswa
mewujudkan visi tersebut dalam acara Youth Discussion “Menyingkap Kacamata Kuda Generasi
Muda” yang terdiri dari pemutaran film “Pantja-sila: Cita-Cita & Realita”
yang kemudian dilanjutkan dengan dialog interaktif.
Acara ini
diselenggarakan pada hari Kamis, 10 November 2016 di Ruang Multimedia Teknik
K3, Unika Atma Jaya Jakarta dan dipandu oleh Maria Octavia sebagai master of
ceremony.. Acara ini menjadi sangat penting untuk diadakan, terbukti dengan
kehadiran Bapak Kristianto selaku Wakil Rektor III Unika Atma Jaya. Acara
tersebut diawali dengan pemutaran film “Pantja-sila: Cita-Cita & Realita”
selama 80 menit dan dilanjutkan dengan dialog interaktif yang dimoderatori oleh
Peter Johan Djangoen dengan menghadirkan lima pembicara hebat, yaitu Tyo
Pakusadewo (aktor dan produser film), Savic Ali (sejarawan dan aktivis
Nadhlatul Ulamas), Hasiholan Siagiaan (dosen mata kuliah umum Pancasila Unika
Atma Jaya), Romo Franz Magnis Suseno (tokoh agama, filsuf, dan budayawan),
serta Ignatius Rosoinaya Penyami (tokoh muda dan penyanyi rapper).
Dari paling kanan; Peter Djohan Djangoen (Moderator), Hasiholan Siagiaan, Savic Ali, Igor Saykoji, Tyo Pakusadewo dan Romo Magniz Suseno sedang melakukan diskusi. |
Pada diskusi yang
berlangsung selama kurang lebih satu jam ini, Tyo Pakusadewo membahas mengenai
pembuatan film yang awalnya terinspirasi dari buku. Film ini menekankan
pentingnya sisi pidato dari Soekarno sendiri. Lalu, Romo Franz membahas
landasan ideal Pancasila yang memiliki arti sebagai persatuan bangsa. Tak peduli
banyaknya perbedaan, Pancasila adalah bentuk kesediaan untuk menerima perbedaan
yang tidak memaksakan agama dan kepercayaan. Selain itu, Savic Ali membahas
cerminan anak muda dalam konteks Pancasila karena banyak anak muda yang tidak
memahami makna Pancasila, padahal ada hal yang luar biasa di dalam Pancasila.
Pancasila dapat menjadi dasar semangat bagi semua orang agar hidup
berdampingan. Menurut Hasiholan Siagiaan, tantangan dalam menerapkan
nilai-nilai Pancasila adalah menghidupkan etos yang ada dalam Pancasila di
zaman ini karena seolah-olah Pancasila ditinggalkan begitu saja. Igor sebagai
salah satu tokoh muda pun melihat bahwa kacamata kuda generasi muda sekarang
adalah teknologi. Fokusnya lebih mencari likes, subscribers, dan
pembuktian diri sehingga membuat Indonesia kehilangan semangat dan melupakan
Pancasila. Padahal Pancasila menjadi rahasia yang menyatukan kita.
Melalui acara ini,
diharapkan mahasiswa/i dapat menumbuhkan kembali nasionalisme terhadap bangsa
Indonesia, mengetahui makna Pancasila dari awal terbentuk hingga penerapannya
di zaman sekarang ini, mengetahui peranannya sebagai agent of changes,
dan dapat mewujudkan hal tersebut dalam sebuah aksi nyata, seperti membuat
acara dengan tema nasionalisme, perlombaan-perlombaan dengan tema kebangsaan
atau acara diskusi yang bisa meningkatkan semangat generasi muda dalam membawa
perubahan untuk bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar