Rabu, 30 November 2016

Fodim's Highlight

Youth Discussion
“Menyingkap Kacamata Kuda
Generasi Muda”

Semenjak tahun 1945, Indonesia telah merdeka dengan memiliki dasar negara atau ideologi negara, yaitu Pancasila. Seperti yang kita ketahui bahwa Pancasila terdiri dari 5 buah sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila ini telah menjadi panutan dan pegangan bagi bangsa Indonesia dalam berperilaku dan bertindak.


Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) sangat menjunjung tinggi nilai Pancasila dan nasionalisme yang terkandung dalam visi dan misinya. Bapak Frans Seda, pendiri Unika Atma Jaya, bahkan memiliki semboyan yang sangat nasionalis, yaitu “Untuk Tuhan dan Tanah Air”. Untuk mewujudkan visi tersebut, salah satu cara yang Unika Atma Jaya lakukan adalah dengan menjadikan Kampus Semanggi sebagai Center for Nation Development dan  program-program yang ada diarahkan supaya memberikan  dampak positif bagi perkembangan bangsa, khususnya generasi muda. Melihat hal tersebut, Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko berinisiatif untuk mengadakan suatu kegiatan yang dapat mengajak mahasiswa/i-nya, menjadi generasi yang peduli terhadap perkembangan bangsa, dengan mengajak Geppetto Productions, setelah beliau diwawancarai mereka untuk pembuatan video promosi film Pantja-sila: Cita-Cita & Realita, sebuah film dokudrama mengenai perumusan Pancasila pada saat sidang BPUPK, 1 Juni 1945. Dalam wawancara tersebut, beliau mengatakan bahwa Unika Atma Jaya sebagai kampus yang menjunjung nilai-nilai Pancasila sangat perlu akan adanya sebuah acara yang bertujuan untuk meningkatkan kembali semangat Pancasila dalam diri para mahasiswa/i-nya dalam mengembangkan bangsa secara positif. Berkaca pada keadaan generasi muda saat ini yang kurang aware terhadap Pancasila, maka beliau mempercayakan Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pembimbingan Karier (BKAK) dan Biro Marketing, Public Relation, dan Admission (BMPRA) yang kemudian mengajak UKM Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa (Fodim) dan UKM Studio 51 untuk saling bekerjasama dengan Gepetto Productions sebagai perwakilan mahasiswa mewujudkan visi tersebut dalam acara Youth Discussion “Menyingkap Kacamata Kuda Generasi Muda” yang terdiri dari pemutaran film “Pantja-sila: Cita-Cita & Realita” yang kemudian dilanjutkan dengan dialog interaktif.


Acara ini diselenggarakan pada hari Kamis, 10 November 2016 di Ruang Multimedia Teknik K3, Unika Atma Jaya Jakarta dan dipandu oleh Maria Octavia sebagai master of ceremony.. Acara ini menjadi sangat penting untuk diadakan, terbukti dengan kehadiran Bapak Kristianto selaku Wakil Rektor III Unika Atma Jaya. Acara tersebut diawali dengan pemutaran film “Pantja-sila: Cita-Cita & Realita” selama 80 menit dan dilanjutkan dengan dialog interaktif yang dimoderatori oleh Peter Johan Djangoen dengan menghadirkan lima pembicara hebat, yaitu Tyo Pakusadewo (aktor dan produser film), Savic Ali (sejarawan dan aktivis Nadhlatul Ulamas), Hasiholan Siagiaan (dosen mata kuliah umum Pancasila Unika Atma Jaya), Romo Franz Magnis Suseno (tokoh agama, filsuf, dan budayawan), serta Ignatius Rosoinaya Penyami (tokoh muda dan penyanyi rapper).

Dari paling kanan; Peter Djohan Djangoen (Moderator), Hasiholan Siagiaan, Savic Ali, Igor Saykoji, Tyo Pakusadewo dan Romo Magniz Suseno sedang melakukan diskusi.
Pada diskusi yang berlangsung selama kurang lebih satu jam ini, Tyo Pakusadewo membahas mengenai pembuatan film yang awalnya terinspirasi dari buku. Film ini menekankan pentingnya sisi pidato dari Soekarno sendiri. Lalu, Romo Franz membahas landasan ideal Pancasila yang memiliki arti sebagai persatuan bangsa. Tak peduli banyaknya perbedaan, Pancasila adalah bentuk kesediaan untuk menerima perbedaan yang tidak memaksakan agama dan kepercayaan. Selain itu, Savic Ali membahas cerminan anak muda dalam konteks Pancasila karena banyak anak muda yang tidak memahami makna Pancasila, padahal ada hal yang luar biasa di dalam Pancasila. Pancasila dapat menjadi dasar semangat bagi semua orang agar hidup berdampingan. Menurut Hasiholan Siagiaan, tantangan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila adalah menghidupkan etos yang ada dalam Pancasila di zaman ini karena seolah-olah Pancasila ditinggalkan begitu saja. Igor sebagai salah satu tokoh muda pun melihat bahwa kacamata kuda generasi muda sekarang adalah teknologi. Fokusnya lebih mencari likes, subscribers, dan pembuktian diri sehingga membuat Indonesia kehilangan semangat dan melupakan Pancasila. Padahal Pancasila menjadi rahasia yang menyatukan kita.


Melalui acara ini, diharapkan mahasiswa/i dapat menumbuhkan kembali nasionalisme terhadap bangsa Indonesia, mengetahui makna Pancasila dari awal terbentuk hingga penerapannya di zaman sekarang ini, mengetahui peranannya sebagai agent of changes, dan dapat mewujudkan hal tersebut dalam sebuah aksi nyata, seperti membuat acara dengan tema nasionalisme, perlombaan-perlombaan dengan tema kebangsaan atau acara diskusi yang bisa meningkatkan semangat generasi muda dalam membawa perubahan untuk bangsa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar