Resolusi untuk
Indonesia? Siapkah?
Fodimers!
Tidak terasa tahun 2015 cepat berlalu, tentu banyak kenangan serta suka dan
duka yang kita rasakan di tahun 2015 kemarin. Kini, saatnya kita mempersiapkan
diri untuk menyongsong tahun 2016 dengan penuh semangat. Bulan Desember kemarin
Indonesia mengalami suatu perubahan yang besar? Kira-kira perubahan apa ya,
fodimers?
Tentunya
para fodimers pernah mendengar dan mengerti tentang MEA bukan? Ya, Masyarakat
Ekonomi Asean atau yang kerap disingkat dengan MEA merupakan agenda integrasi
ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk meminimalisasi
hambatan-hambatan dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya
dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi. Hal ini dilakukan agar daya
saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik
investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.
Tentunya
MEA ini memiliki beberapa tujuan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
ASEAN. Tujuan utama MEA 2015 adalah menghilangkan hambatan-hambatan kegiatan
ekonomi lintas kawasan tersebut. Tujuan utama ini diimplementasikan melalui 4
pilar utama, yaitu ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional
(single market and production base), ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing
ekonomi yang tinggi (competitive economic region), ASEAN sebagai kawasan dengan
pengembangan ekonomi yang merata (equitable economic development), ASEAN
sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
(integration into the global economy).
Keberadaan
MEA menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di
kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas di akhir 2015. MEA menjadi
dua sisi mata uang bagi Indonesia, satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk
menunjukkan kualitas dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM)
Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain
dapat menjadi boomerang untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat
memanfaatkannya dengan baik. Salah satu hal positif dari MEA yaitu hambatan
perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut
akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP
Indonesia.
Ada
pula resiko yang dialami oleh Indonesia dengan adanya MEA ini, yakni resiko
kompetisi (competition risk) yang muncul dengan banyaknya barang impor yang
akan mengalir dalam jumlah banyak ke Indonesia yang akan mengancam industri
lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih
berkualitas. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan
bagi Indonesia sendiri. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para
wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.
Adapun
cara yang dapat kita lakukan untuk siap dalam menghadapi MEA 2016 ini. Kita
harus melihat MEA sebagai peluang yang terbuka untuk memperbaiki kualitas SDM
dengan meningkatkan daya saing, menyediakan pendidikan dan kesehatan yang
memadai, dan memberikan edukasi terhadap pentingnya MEA. Meskipun peran dominan
dalam meningkatkan kualitas menjadi milik pemerintah, bukan berarti seluruh
tanggung jawab berada di tangan pemerintah. Justru sebaliknya, perlu kesadaran
bahwa efek dari MEA akan dirasakan langsung oleh masyarakat dan tanggung jawab
untuk berpartisipasi dan mempersiapkan diri menjelang 2016 menjadi milik
bersama.
Siapkah
kalian menghadapi persaingan di tahun 2016?
-Salam Figeon-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar