Selasa, 17 September 2013

Suara FODIMers

Usulan Tes Keperawanan Tidak Berkorelasi dengan Tujuan Pendidikan

Akhir-akhir ini, berita mengenai usulan tes keperawan sedang ramai dibicarakan. Berita mengenai usulan tes keperawanan ini mengundang banyak sekali pendapat dari berbagai pihak. Redaksi ingin melihat pandangan mengenai berita ini melalui salah satu FODIMers yaitu Mentari dari SIPOSTARU XXI. Berikut adalah percakapan yang redaksi lakukan bersama dengan Mentari.

I : Interviewer N : Narasumber

I Halo, Tari, jadi gue mau tanya-tanya nih tentang berita usulan tes keperawanan nih, mau tahu tentang pendapat lu gitu, ada waktu gak nih?
N Iya, boleh kok.

I Apa sih yang lu tahu mengenai tes keperawanan?
N: Yang gue tahu sih gak banyak tapi dari artikel yang gue baca itu beritanya cukup heboh karena ada beberapa anak cewek yang terlibat prostitusi, ternyata gak mereka doang nih yang terlibat prostitusi tapi ternyata temen-temennya juga terlibat sehingga semakin terekspos lah berita keperawanan ini. Hal ini jadi semakin menunjukan kalau ternyata banyak anak di bawah umur terlibat prostitusi.

I Menurut pandangan lu kenapa sih prostitusi banyak dilakukan oleh pelajar?
N: Karena umur-umur remaja itu butuh eksistensi dan mereka berpikir kalau eksistensi itu butuh materi. Nah kenapa masuk ke prostitusi? Karena prostitusi itu gak butuh gelar, gak peduli lu pinter atau nggak sehingga ketika lu mau mencari materi dengan mudah maka kebanyakan dari mereka lari ke prostitusi.

I Apa saja sih yang menyebabkan hal itu bisa terjadi?
N: Karena banyak orangtua yang gak tahu pergaulan anaknya itu seperti apa, jadi kayak kurang perhatian. Harusnya orangtua itu menjaga tali komunikasi sama anak-anaknya,  dari mulai hal kecil sampai dengan hal besar mereka harus terbuka sama orangtuanya.

ITerus faktor-faktor apa sih yang membuat para pelajar bisa terjun ke hal-hal negatif itu?
N:  Menurut gue sih,  faktornya itu berhubungan dengan pendidikannya juga sih. Gue gak   ngerti apa yang mesti ditingkatin dari pendidikan itu tapi mungkin seperti meningkatkan pendidikan moral dan sex education biar nanti pelajar-pelajar ini gak penasaran. Apalagi pada umur-umur segitu memang lagi penasaran banget. Selain pendidikan, ada dari pergaulannya juga karena pada umur segitu, moral sama iman mereka itu gak kuat jadi lebih gampang kebawa ke pergaulan yang gak sehat.

IKalau dalam konteks pendidikan, menurut lu tes keperawanan itu sesuai atau tidak untuk dilakukan?
N: Nggak, karena mereka masih anak-anak. Terus ada juga Undang-undang yang mengatakan kalau setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan. Nah kalau mau memperoleh pendidikan saja harus lulus tes keperawanan, itu sama saja seperti mengambil hak seseorang. Lagipula harusnya untuk memperoleh pendidikan, gak peduli dia itu perawan atau gak tapi lebih ke hal-hal lain seperti pintar, berprestasi, niat untuk belajar, dan lain-lain.

I:  Kalau usulan tes keperawanan ini beneran terjadi, efektif gak sih kalau diterapkan di dunia pendidikan?
N: Gak lah, gak efektif karena perawan atau tidaknya seorang perempuan itu bukan dinilai dari robeknya selaput dara. Selaput dara kan gak cuma gara-gara pernah berhubungan seks tapi bisa juga karena dia pernah jatuh, pernah melakukan olahraga berat.

I:  Nah kalau di luar dari konteks pendidikan, tes keperawanan itu sesuai atau tidak untuk  dilakukan pada remaja atau wanita?
N: Nggak juga, soalnya gak menjunjung HAM, merendahkan kodrat wanita, dan gak adil karena objeknya cuma cewek sedangkan cowok gak bisa diperiksa masih perjaka atau gak. Lagipula keperawanan itu bersifat personal. Baik atau tidaknya orang gak bisa dilihat dari keperawanannya.

I Melihat usulan tes keperawanan ini, lu prihatin gak sih?
N: Sebenernya gue itu bukan prihatinnya karena ada usul tes keperawanannya tapi lebih ke moral pelajarnya bahkan dari dulu gue juga sudah prihatin sama pergaulan pelajar. Jadi tes keperawanan ini kan ada juga karena memang moral pelajarnya sudah jelek, dari dulu sebenernya pergaulan bebas ini memang sudah sering terjadi namun belum terekspos. Pergaulan bebas terutama prostitusi jadi semakin terekspos akibat berita usulan tes keperawanan ini.

IAda gak nih saran untuk para pelajar di luar sana biar gak terjerumus ke hal-hal negatif?
N: Eksplore diri lu ke hal-hal yang lebih positif dan jauh dari hal-hal yang berbau seksual karena akibatnya itu lebih banyak dari kesenangan yang didapat. Akibatnya bisa saja  pertama kalau sampai lu hamil, lu harus nenteng-nenteng perut gede selama sembilan  bulan, dan kehilangan masa remaja lu. Sekalipun lu gak hamil, lu membohongi teman-  teman dan keluarga lu karena ya pergaulan lu kayak gitu.

I:  Oke, terima kasih banyak atas waktu dan pendapatnya ya, Tari
N: Iya, sama-sama


Sekian percakapan dengan Mentari yang dilakukan pada tanggal 16 September 2013 di sekre FODIM. Isi dari percakapan ini sudah disetujui oleh Mentari sebagai narasumber.

kiri: Via sebagai interviewer, kanan: Tari sebagai narasumber
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar