5 Patung Paling Kontroversi di Indonesia
Patung adalah karya tiga dimensi karya manusia yang
diperuntukkan secara khusus sebagai wadah apresiasi seni. Namun karya ini bisa
menuai kontroversi, karena bentuknya yang tidak sesuai
dengan suasana kebatinan masyarakat setempat.
Berikut 5 patung yang menimbulkan kontroversi di Indonesia:
Berikut 5 patung yang menimbulkan kontroversi di Indonesia:
1. Patung Obama
Setelah menjadi
kontroversi, patung Obama Kecil yang terpasang di Taman Menteng, Jakarta Pusat,
dipindahkan pada tahun 2010 lalu ke SD 01 Menteng. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Fauzi Bowo, menyetujui aspirasi masyarakat untuk memindahkan "Barry Dreams
Statue" di bekas sekolah Barack Obama secara permanen.
Keberadaan patung
Obama kecil di Taman Menteng menuai protes banyak kalangan karena dinilai tidak
pantas mengingat Obama tidak memiliki jasa pada Indonesia. Banyak kalangan
menganggap masih banyak tokoh negara ini yang lebih pantas. Patung perunggu
dengan tinggi dua meter dirancang seorang seniman patung Ancol bernama Edi
Chaniago. Pembangunan patung ini digagas oleh lembaga ‘Friends of Obama'.
2. Patung Gusdur
Patung
kontroversial 'Mata Hati Gus Dur' karya Cipto Purnomo menuai kontroversi karena
berwujud perawakan Buddha. Bedanya, kepala Sang Buddha diganti kepala Gus Dur
lengkap dengan kaca mata tebalnya. Patung ini, bersama
tiga patung Gus Dur lainnya ditampilkan dalam gelar seni budaya bertajuk
'Multisesigusdurisme' di Studio Mendut di Magelang. Menurut Cipto, pembuatan patung kontroversi ini tidak ada niatan untuk
menyinggung umat Buddha.
Menurut Cipto, patung
Buddha yang berwajah Gus Dur tersebut lebih menggambarkan sosok Gus Dur yang
pluralis, bisa diterima masyarakat dan gambaran kebaikan. Cipto tidak berniat
menjual patung “Mata Hati Gus Dur” yang berukuran 100 x 90 meter itu. Bahkan,
patung tersebut sampai saat ini masih terdapat di Studio Mendut milik Sutanto
Mendut.
3. Patung Tiga Mojang
Suasana di perumahan
elite Harapan Indah di Kota Bekasi sangat heroik pada bulan Juni 2010 lalu.
Sekelompok massa mengiringi pembongkaran patung Tiga Mojang seharga Rp 2,5
miliar yang menjadi ikon perumahan itu. Karya seni yang terbuat dari perunggu
itu dirobohkan setelah diprotes keras oleh kalangan ulama dan masyarakat
setempat karena dinilai bersimbol Trinitas. Pendiriannya juga dituding tidak
berizin.
Patung setinggi 19
meter berbentuk tiga perempuan berpakaian seksi karya seniman Bali, Nyoman
Nuarta, itu berhasil dirobohkan. Di depan patung ada sebuah
prasasti yang menyebutkan patung Tiga Mojang merupakan refleksi dari keindahan
budaya Jawa Barat dan tertulis nama Nyoman Nuarta sebagai pembuatnya. Setelah
'dibuang' di Bekasi, patung pahatan seniman Nyoman Nuarta itu justru dibeli
oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
4. Patung Inul
Patung Inul Daratista, yang berada di tengah jalan
dekat rumahnya, Jalur Kartika Utama, Pondok Indah, Jakarta diprotes salah satu ormas pada tahun 2007. Patung Inul setinggi 2,5 meter lengkap dengan pondasi kotak
serta lampu sorot itu berwarna emas. Plakat hitam bertuliskan 'Sumbangan dari
Inul Daratista' tampak menghias bungkusan patung itu. Inul menyumbangkan patung
dirinya untuk menghiasi jalan yang telah dipenuhi patung lainnya. Akhirnya
Patung Inul dibongkar dan diamankan Ketua RT setempat.
5. Patung Tarian Rakyat (Patung 'Bahenol' di Pekanbaru)
Patung penari yang
berada tepat di jantung kota Pekanbaru, Riau, menuai kontroversi publik. Tepat berada di perlintasan Jalan Sudirman dan jalan gajah
Mada atau tepat berada di depan kantor Gubernur disebut-sebut patung ini
menelan biaya Rp 4 miliar. Patung ini menampilkan dua sosok pria dan wanita yang tengah menari.
Sang pria mengenakan peci berada di posisi atas. Sedangkan patung wanita posisi
di bawah dengan tubuh yang melentik. Melintiknya badan patung ini, membuat
posisi bokongnya menjadi "bahenol". Bokong patung yang terlihat
montok itu, mengarah ke Kantor Gubernur Riau. Urusan bokong "bahenol"
membuat patung dinilai erotis. Belahan bokong patung yang terlihat dengan jelas
bagi masyarakat yang melintas di sana, menimbulkan protes dari berbagai pihak.
Nama patung itu juga
menjadi perdebatan. Semula dinamai tugu zapin, sebuah tarian khas Melayu Riau.
Tapi rupanya, tugu zapin yang disebut ini pun menuai kritikan. Alasannya,
tarian zapin tidaklah sama dengan bentuk patung yang menari itu. Lalu diganti
tugu Titik Nol. Tapi dikritik juga karena posisinya tidak di titik nol
Pekanbaru. Lantas nama tugu berubah menjadi Tarian Rakyat.
(Sumber: http://ainuttijar.blogspot.com)
(Sumber: http://ainuttijar.blogspot.com)
menarik banget nih infonya :D
BalasHapusbisa juga ditempel di fodim biar yang ga punya internet bisa baca hahaha
iya tuh kak serlin. Kalo perlu diprint aja, dibagi-bagiin perorang. hehehe
BalasHapus