Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang suaranya di golongkan menjadi golongan putih. Ketidaktauan bisa menjadi salah satu faktor maraknya suara golongan putih pada saat pemilu berlangsung. Di dalam website gudeg.net menjelaskan bahwa pakar
akademis sekaligus dosen Sosiologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Desintha
Dwi Asriani, mencermati sejumlah hal yang wajib diketahui pemilih pemula agar
tidak terjerumus dalam menentukan pilihan. Banyaknya pemilih pemula sebesar 30%
total daftar pemilih tetap sebesar 189 juta. Asumsi secara nasional, akan ada
pemilih pemula sebanyak 56 juta jiwa. Banyaknya pemilih pemula ini membuat
parpol dan caleg memperebutkan suara "emas" itu.
Berikut
adalah hal yang harus dilakukan pemilih pemula agar tidak salah dalam
menentukan pilihan sehingga hak pilihnya berguna bagi kemajuan bangsa.
- Pemilih pemula wajib mengetahui waktu pelaksanaan pemilu 2014 baik itu pilihan legislatif dan pemilihan calon presiden. Sebanyak 26% total responden tidak mengetahui kapan pelaksanaan pilihan legislatif dan capres/cawapres.
- Pemilih pemula wajib mengetahui bahwa dirinya telah terdaftar sebagai pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) pemilu 2014. Sebanyak 62% calon pemilih pemula ternyata sadar bahwa mereka masuk dalam DPT.
- Pemilih pemula wajib mengetahui proses teknis dalam memilih caleg dan presiden dengan cara mencoblos. Sebanyak 35% tidak mengetahui proses teknis yaitu dengan cara mencoblos bukan mencontreng lagi.
- Pemilih pemula tidak mendapatkan sosialisasi mengenai pelaksanaan pemilu. Sebanyak 60% ternyata tidak mendapatkan sosialisasi pelaksanaan pemilu.
- Pemilih pemula sebagian besar tidak mengetahui profil caleg DPR RI dan DPRD. Hasil interview Tim Gudegnet dilapangan menyebutkan informasi yang diperoleh pemilih pemula hanya melalui cerita dari anggota keluarga, aparat desa (9%), sekolah (12%), KPU (9%) dan media massa (37%) lainnya mengaku tidak pernah mendapat sosialisasi.
Hasil
poling ini selanjutnya melahirkan beberapa harapan agar tahu dalam memanfaatkan
penggunaan hak pilihnya, agar mereka tidak menjadi golongan putih dalam pemilu
karena akan berdampak seperti kehilangan hak pilih yang dapat mengurangi hasil
prosentase akhir.
Calon pemimpin
harus tegas dan jujur tidak hanya menyebar janji, mewujudkan semua visi dan
misi, anti terhadap korupsi, bertanggungjawab, dapat dipercaya, sabar, cepat
dan cekatan.Para pemilih pemula mayoritas kini lebih kritis karena dengan mudah
dapat mencari informasi sosok calon legislatif yang akan dipilihnya. (EST)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar