Selasa, 24 Juni 2014

Raeni, Anak Tukang Becak Raih Mimpi Jadi Sarjana


Kisah Mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang lulus dengan IPK Cum laude menjadi perbincangan hangat dikalangan publik. Bahwasannya, mahasiswi berprestasi tersebut bukanlah berasal dari keluarga dari kalangan mampu. Ayahnya, Mugiyono hanya seorang penarik becak, dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Mahasiswi tersebut bernama Raeni (21), seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi yang berhasil menjadi lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,96.

Ayah Pensiun Dini Demi Membeli Laptop

Tidaklah mudah bagi Raeni yang berasal dari kalangan bawah untuk menimba ilmu dibangku kuliah. Salah satunya seperti banyak tetangganya di Kendal, Jawa Tengah yang suka menyindir dirinya. "Ada tetangga bilang, orang nggak mampu ngapain kuliah, ngerepotin orangtua” cerita Raeni. Namun, hal tersebut tidak menggoyahkan tekadnya untuk menyelesaikan kuliah S1 nya. Sungguh beruntung karena Raeni dapat berkuliah dengan biaya dari Bidikmisi Kemdikbud. Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan, berbeda dari beasiswa yang berfokus pada memberikan penghargaan terhadap yang berprestasi. Namun, adapun syarat prestasi pada Bidikmisi ditujukan untuk menjamin bahwa penerima Bidikmisi terseleksi bagi yang benar-benar mempunyai kemauan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi dan Raeni berhasil memenuhi syarat tersebut. Ia mengenang pada masa kuliah, saat ia membeli sebuah laptop secara kredit untuk membantu kuliahnya. Sang ayah terpaksa harus pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan uang pesangon untuk melunasi hutang laptop dan membeli sebuah becak agar dia dan keluarga dapat menyambung hidup. Tak ingin terlalu membebankan keluarganya, Raeni berusaha mencari penghasilan tambahan dengan memberikan les private kepada murid SMA.

Berkesempatan Melanjutkan S2 Ekonomi Ke Inggris

Pada hari wisuda tiba Raeni tanpa minder menumpang becak yang digenjot oleh ayahnya untuk menuju tempat wisudanya. Raut wajah gembira dan bangga terpampang diwajah ayahnya atas gelar yang akan disandang oleh Raeni. Kepada media masa Raeni mengungkapkan keinginannya untuk melanjutkan kuliah S2 Akuntansi di Inggris. Mendengar keinginan mahasiswi berprestasi ini akhirnya Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan dukungannya lewat program Beasiswa Presiden. Kabar gembira itu disampaikan langsung oleh SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono saat bertemu dengan Raeni dan sang ayah pada tanggal 13 Juni 2013 di Bandara Halim Perdanakusuma. Semua usaha keras Raeni dilakukannya karena ia ingin mengubah nasib keluarganya. Sang ayah hanya tukang becak dengan penghasilan Rp 10-50 ribu perhari dan kala malam menjadi penjaga sekolah dengan bayaran Rp 450 ribu/bulan. Raeni percaya hanya dengan pendidikan dia bisa mengubah hidupnya dan keluarganya.

Kisah Raeni telah memberikan arti kepada kita semua bahwa pendidikan dapat menjadi alat untuk memotong mata rantai kemiskinan. Hal penting lainnya bahwa kondisi keluarga yang berkekurangan tidak selalu menjadi kendala seseorang untuk meraih prestasi. Melalui tekad, doa dan kerja keras siapapun bisa mengejar cita-citanya loh FODIMers! Semoga kisah inspiratif ini dapat menjadi motivasi FODIMers  dalam berprestasi :). (VDG)

*Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar